Soalan:

Assalamualaikum Dato’ Seri. Boleh terangkan kepada kami, siapa yang mentaati Allah dan istiqamah dalam ketaatannya, apakah kemuliaan yang diperolehi di dunia mengikut Imam al-Ghazali?

Jawapan:

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, selawat dan salam kepada Junjungan Besar Nabi Muhammad SAW, isteri dan ahli keluarga Baginda, para sahabat Baginda serta orang-orang yang mengikuti jejak langkah Baginda sehingga Hari Kiamat.

Firman Allah SWT:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا

Maksudnya: “Dan orang-orang yang berusaha dengan bersungguh-sungguh kerana memenuhi kehendak agama Kami, sesungguhnya Kami akan memimpin mereka ke jalan-jalan Kami (yang menjadikan mereka bergembira serta beroleh keredhaan).

 (Surah al-Ankabut: 69)

Ibn ‘Abbas berkata: “Berjihadlah kamu melawan hawa nafsu dalam mentaati Allah, bersyukur atas kurniaan-Nya dan bersabar atas ujian-Nya, nescaya Allah akan memberi hidayat dengan menambahkan ke arah jalan kebaikan.” Al-Suddi berkata: “Yakni, berjihadlah kamu semata-mata kerana Kami dengan penuh keteguhan dan keimanan, nescaya Kami tunjukkan kamu jalan-jalan Kami ke syurga.” Abu Sulaiman al-Darani pula berkata: “Mereka yang berjihad atas apa yang diketahui dan dipelajari, nescaya Allah akan menunjukkan kepada mereka apa yang mereka tidak ketahui.” (Lihat al-Bahr al-Muhit, 8/367-368) Abbas al-Hamdani berkata: “Orang-orang yang mengamalkan apa yang mereka ketahui pasti ditunjukkan oleh Allah SWT hal-hal yang belum dia ketahui.” (Lihat Tafsir al-Quran al-‘Azim, 5/263)

Dalam menjawab persoalan di atas, kami kemukakan pandangan Imam al-Ghazali, katanya: Adapun kemuliaan yang diberikan di dunia adalah:

Pertama: Allah SWT mengingati dan memberi pujian padanya. Betapa mulia seorang hamba yang diingat dan dipuji oleh Tuhan semesta alam.

Kedua: Allah SWT memuliakan dan mengagungkannya. Jika kamu bersyukur makhluk yang lemah seperti kamu, maka kamu akan dimuliakan oleh-Nya. Maka, bagaimana dengan tuhan yang pertama dan terakhir?

Ketiga: Allah SWT mencintainya. Betapa besar anugerah dan betapa tinggi kehormatan seseorang yang dicintai oleh Allah di dunia ini. Maka, bagaimana dengan cinta Tuhan sekalian alam?

Keempat: Allah SWT akan mengurus dan memecahkan semua masalah dan kesulitan yang dihadapinya.

Kelima: Allah SWT menjamin rezekinya di bumi. Dia akan mendatangkan rezeki itu, dengan mengubah keadaannya kepada keadaan yang lebih baik, tanpa bersusah-payah atau menanggung risiko.

Keenam: Allah akan menjadi penolong dan pelindungnya dari semua musuh yang mengancamnya.

Ketujuh: Allah SWT menjaga hati orang itu agar selalu tenang dan tenteram, hingga ia tidak merasa khuatir dengan suatu keadaan pun dan tidak takut dengan perubahan, serta perubahan keadaan.

Kelapan:  Allah SWT menganugerahkan padanya status dan kehormatan yang tinggi. Maka, ia tidak akan merendahkan diri dengan cara mengabdi kepada dunia dan penghuninya. Bahkan ia tidak reda dilayani oleh para pembesar dunia.

Kesembilan: Allah SWT memberinya kemurahan hati dan keperkasaan, sehingga ia terhindar dari melumuri diri dengan kotoran-kotoran dunia dan penduduknya. Begitu juga, tidak menoleh kepada perhiasan-perhiasannya, permainan-permainannya, seperti orang-orang yang cerdik menghindari permainan yang sia-sia.

Kesepuluh: Allah SWT memberinya kekayaan hati. Maka, ia menjadi orang yang paling kaya dari semua orang kaya di dunia ini. Ia akan sentiasa baik jiwanya dan lapang dada, tidak takut dengan suatu kejadian dan tidak bersedih dengan ketiadaan sesuatu.

Kesebelas: Allah SWT memberinya cahaya hati. Dengan cahaya hati itu, ia dibantu kepada ilmu-ilmu, rahsia-rahsia dan hikmah-hikmah, yang orang lain tidak memiliki akses ke sana meskipun sudah berupaya dengan sangat keras dan menghabiskan umur.

Kedua belas: la diberi kelapangan dada. Ia tidak berasa sesak dengan ujian dunia dan musibah-musibahnya, kerana sikap manusia dan tipu daya mereka.

Ketiga belas: Dihormati dan disegani orang lain. Bahkan, seorang penguasa yang zalim pun segan kepadanya.

Keempat belas: Allah SWT membuat hamba tersebut dicintai oleh manusia. Semua hati mencintainya, dan semua jiwa menghormati serta memuliakannya.

Kelima belas: la akan memperoleh berkat pada semua yang ia miliki, baik dalam perkataannya, perbuatannya, pakaian dan rumahnya. Sehinggakan, manusia menganggap suci tanah tempat ia berjalan dan tempat ia menetap untuk semalaman, dan dengan seseorang yang dia kawan atau jumpa di kawasan kejiranannya.

Keenam belas: Seluruh daratan dan lautan di dunia akan tunduk kepadanya. Walaupun dia mahu, dia boleh berjalan di udara, atau berjalan di atas air, atau menutup muka Bumi dalam masa kurang dari sejam.

Ketujuh belas: Semua binatang tunduk kepadanya, termasuk binatang buas dan liar. Raksasa menjawabnya dan singa merenungnya.

Kelapan belas: la menguasai kunci-kunci bumi, ia menjadi pemilik kekayaan bumi. Di mana pun ia memukul dengan tangannya, maka di sanalah terdapat simpanan kekayaan di perut bumi, jika ia mahu. Di mana pun ia menghentakkan kaki, maka akan keluar mata air, jika ia memerlukan. Dan di mana saja ia singgah, maka di sana tersedia hidangan, jika ia menginginkan.

Kesembilan belas: Allah SWT memberinya tempat yang khusus di istana-Nya, dimana ia menjadi mediator antara manusia dengan Allah. Bagi orang-orang yang memerlukan suatu pada Allah SWT, maka dia yang bertindak sebagai perantaranya.

Kedua puluh: Dikabulkan doanya oleh Allah SWT. Maka, tidaklah ia meminta sesuatu kepada Allah, melainkan dikabulkan baginya. Tidaklah ia meminta pertolongan untuk seseorang, melainkan diberikan pertolongan itu baginya. Tidaklah ia bersumpah atas nama Allah, melainkan dibebaskan baginya dengan apa-apa yang dikehendakinya.

Sehingga, di antara mereka ada yang apabila menunjuk ke satu gunung, maka gunung itu akan menghilang, tanpa perlu meminta dengan lisannya. Jika terlintas dalam fikirannya sesuatu, maka sesuatu itu akan hadir, sehingga ia tidak perlu menunjuk dengan tangannya. Maka ini adalah karamah-karamah yang diperoleh di dunia. (Lihat Minhaj al-‘Abidin, hlm. 367-370)

Kami akhiri dengan doa:

اللَّهُمَّ زِدْنَا وَلَا تَنْقُصْنَا، وَأَكْرِمْنَا وَلَا تُهِنَّا، وَأَعْطِنَا وَلَا تَحْرِمْنَا، وَآثِرْنَا وَلَا تُؤْثِرْ عَلَيْنَا، وَارْضِنَا وَارْضَ عَنَّا

Maksudnya: “Wahai Allah! Tambahkanlah buat kami dan jangan Engkau kurangkan. Muliakanlah kami, jangan hinakan kami. Berilah buat kami, jangan dicegahnya. Pilihlah kami, jangan Engkau biarkan dan redhailah kami dan redhailah pula semua usaha kami.”

Leave a Reply